Robot Mudah Beradaptasi Dan Mudah Rusak

Robot Mudah Beradaptasi Dan Mudah Rusak
Lensa Fakta. Disaat banyak orang khawatir akan robot dapat bangkit dan melawan manusia, masih ada penghalang besar pada robot-robot itu, yakni mereka mudah rusak.

Riset baru diharapkan dapat membuat robot-robot lebih tangguh dengan melengkapi mereka dengan software khusus yang dapat membantu mereka belajar cara pulih dari luka hanya dalam waktu dua menit atau kurang. Harapannya, algoritma pembelajar ini akan membantu menghasilkan robot otonom yang lebih efektif yang tidak banyak memerlukan campur tangan manusia.

Robot-robot itu juga dapat bertahan lebih lama dalam situasi kritis seperti di tempat kerja atau operasi search and rescue (SAR). Untuk studi itu, para peneliti dari Pierre and Marie Curie University dan Universitas Wyoming meniru perilaku binatang sesungguhnya.

Dia menjelaskan, “Kami membuat robot yang dapat melakukan tindakan yang sama.” Sebelum robot itu dikembangkan, robot itu menggunakan algoritma baru yang dapat menciptakan detail peta ruangan. Menurut peneliti, peta ini mewakili intuisi robot tentang apa perilaku yang dapat dilakukan.

Pada dasarnya, robot dapat membangun perpustakaan gerakan berbeda dan menetapkan bagian tubuh mana yang dapat diandalkan jika mengalami luka, bahkan jika robot itu kakinya rusak atau hilang.

Membuat robot dapat memetakan semua skenario itu akan membutuhkan waktu terlalu lama dan dapat berpotensi merusak peralatan, jadi para peneliti memetakannya dalam simulasi komputer.

“Dalam melakukannya, mereka dapat menguji dan memetakan lebih dari 13.000 cara berjalan yang berbeda, termasuk dengan kaki rusak dan hilang, serta untuk kaki robot dengan pergelangan yang rusak dalam 14 cara berbeda,” papar studi tersebut. Para peneliti menyebut proses ini sebagai algoritma cerdas trial and error sehingga robot dapat beradaptasi dalam berbagai situasi hanya dalam waktu dua menit atau kurang.

Setelah robot mengalami kerusakan, robot bertindak seperti peneliti, mencoba perilaku yang berbeda, dan tidak melakukan yang tidak dapat bekerja. “Kami memiliki robot-robot yang menyimpan pengetahuan dari pengalaman sebelumnya dalam bentuk peta ruang perilaku kinerja,” ujar para peneliti, dikutip Daily Mail.

Para peneliti menjelaskan, “Dipandu dengan peta ini, satu robot yang rusak mencoba cara perilaku berbeda yang diprediksi dapat berjalan baik, saat tes dilakukan, berbagai perubahan memperkirakan kinerja untuk tipe-tipe perilaku itu.” “Proses berakhir saat robot memprediksi bahwa perilaku paling efektif telah ditemukan.

Dengan studi ini, para peneliti berharap dapat memberi robot-robot daya tahan lebih lama dalam situasi berbahaya dan sensitif. Misalnya, robot yang dapat memperbaiki diri sendiri dapat berada dalam situasi sangat berbahaya bagi manusia, seperti saat kebakaran hutan, menyelamatkan korban yang terperangkap atau menonaktifkan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Comments

Popular posts from this blog

Jejak Islam Di Kuningan Terkikis Kemajuan Jaman

4 Reaktor Nuklir Prancis Ditutup Akibat Gelombang Panas